Pemerintah Indonesia seakan-akan menutup
sebelah mata dengan kasus tragisnya para pahlawan devisa Negara yang berusaha
mati-matian mencukupi kebutuhan anak dan keluarganya di tanah air Indonesia dan
hasil jerih payah demi devisa Negara Indonesia. Mengapa ? pada awal para TKI ke
Arab Saudi. Tidak di bekali ilmu ketrampilan dan bahasa yang memudahkan mereka
untuk berkomunikasi antara orang Indonesia dengan orang luar negeri. Tidak
diterapkan. Yang lebih parah dan memalukan lagi adalah kasus kekerasan yang
terjadi berturut-turut. Seperti penyiksaan. Pembunuhan. Sampai paling tragis.
Menyiram dengan air panas dan berakhir luka melepuh di sekujur badannya. Sampai
dilarikan ke rumah sakit terdekat. Itupun berlaku untuk para TKW Indonesia.
Bukannya diuntungkan. Malah rugi didapatkannya. Pemerintah Arab Saudi bersama
dengan dubesnya meminta TKW atau TKI di-didik dahulu. Tapi sudah terlambat.
Karena apa ? karena TKI dan TKW yang sudah sampai di Arab Saudi langsung kerja
tanpa melalui proses pendidikan di negeri surga tenaga kerja.
Bahkan kasus yang lebih mengenaskan lagi
adalah kematian seorang pahlawan devisa Negara dan dipenjaranya TKI di penjara
Negara mereka. Dan meminta untuk membayar uang tebusan. Ariyanda anggap masalah
tersebut telah mencoreng citra TKI dan TKW di Indonesia sekarang. Kasus
tersebut bukan yang pertama kalinya. Terus berlanjut dan berulang kembali. Bagi
para pahlawan devisa Negara yang selamat dari siksaan para majikan atau
atasannya. Cuma untuk menyarankan menuruti perkataan majikan berikut
perintahnya. Sayangnya. Komunikasi antara pembantu dan majikan yang tidak
kompak. Sehingga timbul perpecahan, dan berakhir dengan kekerasan yang penuh
luka dan berbau daki dekil.
Bahkan ada TKI dan TKW dideportasi dari
Negara tujuan bekerjanya. Karena tidak memenuhi syarat dari Negara yang
mempekerjakan TKI dan TKW. Atau ingin mempekerjakan yang bukan warga Negara
Indonesia. Melainkan Negara lain. Seperti Malaysia. Thailand. Vietnam. Dan juga
Negara sekitar Asia tenggara. Solusinya hanya sederhana. Bekerja di negeri
Indonesia sendiri. tapi minimnya lapangan kerja. Ketrampilan. Dan modal usaha
menjadi pemicu masalah ini kian parah. Sayangnya pemerintah Indonesia tak
menanggapi masalah yang serius ini. Sampai kapan Indonesia terbebas dari
masalah Tenaga Kerja Indonesia yang berakhir dengan kasus Tragedi yang
memalukan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar