Selasa, 12 Juni 2012

Nasib Tragis Para Pahlawan Devisa Negara

  Duh. Tragis nasib para tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi yang majikannya tega menyiksa para pembantunya ! Lontaran kata-kata tersebut sering diutarakan oleh seseorang yang mengaku kecewa dan setengah putus harapan karena apa ? Karena tewasnya para pahlawan devisa Negara yang merantau ke luar negeri semata-mata untuk mencukupi kebutuhan anak dan keluarganya di tanah air Indonesia. Dan berakhir dengan meninggalnya TKI Indonesia kita. Berlaku juga untuk para TKW Indonesia.

  Pemerintah Indonesia seakan-akan menutup sebelah mata dengan kasus tragisnya para pahlawan devisa Negara yang berusaha mati-matian mencukupi kebutuhan anak dan keluarganya di tanah air Indonesia dan hasil jerih payah demi devisa Negara Indonesia. Mengapa ? pada awal para TKI ke Arab Saudi. Tidak di bekali ilmu ketrampilan dan bahasa yang memudahkan mereka untuk berkomunikasi antara orang Indonesia dengan orang luar negeri. Tidak diterapkan. Yang lebih parah dan memalukan lagi adalah kasus kekerasan yang terjadi berturut-turut. Seperti penyiksaan. Pembunuhan. Sampai paling tragis. Menyiram dengan air panas dan berakhir luka melepuh di sekujur badannya. Sampai dilarikan ke rumah sakit terdekat. Itupun berlaku untuk para TKW Indonesia. Bukannya diuntungkan. Malah rugi didapatkannya. Pemerintah Arab Saudi bersama dengan dubesnya meminta TKW atau TKI di-didik dahulu. Tapi sudah terlambat. Karena apa ? karena TKI dan TKW yang sudah sampai di Arab Saudi langsung kerja tanpa melalui proses pendidikan di negeri surga tenaga kerja.

  Bahkan kasus yang lebih mengenaskan lagi adalah kematian seorang pahlawan devisa Negara dan dipenjaranya TKI di penjara Negara mereka. Dan meminta untuk membayar uang tebusan. Ariyanda anggap masalah tersebut telah mencoreng citra TKI dan TKW di Indonesia sekarang. Kasus tersebut bukan yang pertama kalinya. Terus berlanjut dan berulang kembali. Bagi para pahlawan devisa Negara yang selamat dari siksaan para majikan atau atasannya. Cuma untuk menyarankan menuruti perkataan majikan berikut perintahnya. Sayangnya. Komunikasi antara pembantu dan majikan yang tidak kompak. Sehingga timbul perpecahan, dan berakhir dengan kekerasan yang penuh luka dan berbau daki dekil.

  Bahkan ada TKI dan TKW dideportasi dari Negara tujuan bekerjanya. Karena tidak memenuhi syarat dari Negara yang mempekerjakan TKI dan TKW. Atau ingin mempekerjakan yang bukan warga Negara Indonesia. Melainkan Negara lain. Seperti Malaysia. Thailand. Vietnam. Dan juga Negara sekitar Asia tenggara. Solusinya hanya sederhana. Bekerja di negeri Indonesia sendiri. tapi minimnya lapangan kerja. Ketrampilan. Dan modal usaha menjadi pemicu masalah ini kian parah. Sayangnya pemerintah Indonesia tak menanggapi masalah yang serius ini. Sampai kapan Indonesia terbebas dari masalah Tenaga Kerja Indonesia yang berakhir dengan kasus Tragedi yang memalukan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar