Rabu, 18 April 2012

Korbannya Hiburan

  Saat anda menonton televisi, sembari makan kacang atau makan getuk goreng. Anda akan disuguhkan berbagai macam hiburan. Mulai dari hiburan musik sampai dengan sinetron atau istilahnya adalah sinema elektronik. Tapi seluruh jenis hiburan tersebut belum tentu berarti bagi anda selaku penggemar setia acara hiburan.

  Salah memilih hiburan sedikit saja, bisa jadi anda yang menjadi korbannya hiburan. Lantaran acara televisi itu pula. Banyak orang yang sekedar dan hanya memprotes salah satu jenis acara yang anda keluhkan. Sehingga berujung peneguran acara yang dikeluhkan oleh pemirsa setia di rumah ke Komisi Penyiaran Indonesia. Memang hiburan tersebut seperti yang anda duga saat ini adalah hiburan yang tidak berkualitas. Yang umum hanyalah berita dan gelar wicara. Dan selain itu juga ada acara yang bukan berita dan gelar wicara. Contohnya adalah dari parodi sandiwara. Drama seri. Bahkan sampai dengan acara yang berbau seks juga disuguhkan dalam suatu acara hiburan. Yang tayang setiap jam prime time. Antara jam 19.00 sampai dengan 24.00 WIB. Anda sebagai pemirsa kudu teliti apa yang anda pilih dalam memutuskan pilihan, terutama memilih acara televisi. Salah sedikit saja bisa berakibat tidak menyenangkan. Anda rugi. Yang menyiarkan tentu saja rugi. Semuanya karena salah menerapkan prinsip hiburan. Jangan salahkan KPI. Lagian anda dan stasiun televisi saja yang membuat acara tidak mendidik. Menghibur. Dan inspiratif.

  Korban akan hiburan acara di televisi. Bisa acara musik. Bisa juga karena acara promosi. Ada juga acara seks yang sekedar memamerkan adegan mesra yang berbau vulgar. Anda tertarik dan anda mencoba meniru mereka. Sehingga orang lain yang rugi. Anda juga rugi. Kalau nggak yakin. Kenapa nggak nonton acara berita saja yang mendidik ? Sangat sedikit stasiun televisi di Indonesia yang membuat acara hiburan edukatif. Dan inspiratif. Juga interaktif. Stasiun televisi di Indonesia ibarat anak autis, hiperaktif, dan bla bla bla. Mata kanan anda melihat dari sisi kanan, sedangkan mata kiri anda melihat dari sisi kiri. Semuanya ada gunanya, sekedar untuk menonton televisi. Tetapi jika acara yang anda lihat di seluruh channel banyakan yang jelek ? Saatnya matikan televisi. Kemudian makan mie instan. Minum kopi panas. Dan minum air teh panas. Kemudian berbaring di tempat tidur. Membayangkan. Dan tertidur dengan pulas ? masih kurang puas ? cobalah untuk menghancurkan perabotan. Tetapi sama saja ketahuan. Jangan coba lakukan hal tersebut. Berbahaya bagi anda. Dan juga dapat keluarga anda marah. Stress memang.

  Kartun yang identik akan kata-kata kasar dan adegan kekerasan. Bisa jadi anda pilih. Untuk melampiaskan kekesalan anda. Tetapi sama saja meniru seperti Revino S Asal Semarang. Dengan sabuk sekolahnya. Mencoba meniru. Dan akhirnya maut menjemput. Rasanya tidak mungkin jika anda menonton kartun yang terkesan kekanak-kanakan ? maunya mengikuti trend. Tetapi bukan begitu caranya. Acara untuk anak-anak ada yang mendidik dan tidak mendidik. Mau acara yang mendidik untuk anak ? cobalah lirik Trans 7. mau acara anak tidak mendidik ? cobalah anda lirik stasiun televisi yang menyiarkan kartun. Tapi semuanya ada resiko saat anak anda memilih acara hiburan yang pas untuk anak anda. Bisa mengikuti. Bisa juga memperoleh pengetahuan yang berlimpah ruah, seperti beras baru panen dan menguning.

  Acara zaman sekarang. Lebih mementingkan rating ketimbang hal yang penting dan yang umum lainnya. Padahal sejatinya rating itu bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah siasat acaranya. Mendidik atau tidaknya. Berkualitas atau tidaknya. Dan segalanya tentang penyiaran. Banyak cara stasiun televisi untuk memikat hati para pemirsa setianya dengan cara mereka sendiri. termasuk dengan cara pemaksaan. Padahal tindakan pemaksaan dapat melanggar hukum dan kode etik penyiaran. Dan juga kode etik yang lainnya. Tidak perlu dengan cara pemaksaan. Cukup membuat acara yang bagus. Dan biarkan pemirsa menonton. Seperti anda membuat suatu masakan. Jika sudah matang. Biarkan anak anda mencoba masakan anda. Jika enak. Maka akan diberi acungan jempol. Jika ada yang kurang. Tambahkan bumbu yang pas dengan masakan anda. jika tidak enak. Sebaiknya buang masakan yang anda buat. Ini berlaku untuk acara televisi. Jika bagus memperoleh respon baik. Jika jelek memperoleh respon yang jelek. Semuanya bergantung pada pemirsa. Termasuk anda.

  Mulai dari pertandingan sepakbola sampai dengan kuis semuanya lengkap. Silahkan pencet tombol remote control anda. Dan tonton. Setelah anda puas menonton. Apa yang anda rasakan ? sudah cukup. Jika kurang. Tonton lagi acaranya yang lain. Sampai mata anda dan badan anda mabuk seperti minuman keras. Yang dapat berakibat badan lemas. Semakin lama anda begadang. Semakin lama tubuh anda lemas. Dan darah menjadi berkurang. Jangan salahkan acara televisi. Salahkan diri anda. Ada pepatah mengatakan. Jika sudah terlanjur menyesal kemudian. Pepatah lainnya. Bercukup-cukup dahulu. Baru berpuas-puas kemudian. Rasanya pepatah ini tidak ada yang salah. Bisa jadi pelajaran bagi anda.

  Mulai dari yang baik sampai dengan yang saruh semuanya ada di layar kaca anda. Tapi satu yang harus anda ingat. Salah pilih atau meniru seperti dalam acara televisi sedikit saja. Dapat berakibat fatal. Sehingga anda menjadi korban acara yang saruh tersebut. Banyak Acara televisi di Indonesia sekarang cenderung ke pornografi. Penyebab stasiun televisi membuat acara yang berbau pornografi antara lain UUD Pornografi yang jeratan hukumannya rendah. Mengikuti trend di luar negeri. Dan semacamnya. Dapat memicu masalah ini. Peran Kominfo, Pemerintah, dan pemirsa juga KPI berperan penting untuk menyelesaikan masalah ini sampai ke akar-akarnya.

  Jika sudah terlanjur menonton televisi dan ternyata membuat anda terluka, trauma, sampai ingin membunuh diri anda ? lantaran merasa jadi korbannya acara hiburan. Jangan salahkan diri anda. Salahkan yang menyiarkan acara tidak mendidik dan berkualitas tinggi. Saatnya beranjak ke TV Digital dari sekarang jika anda sanggup !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar